Peran Belanda dalam Melestarikan Bahasa dan Sastra Jawa



gunungan wayang

Seorang teman kuliah saya, dahulu pernah bercerita bahwa sebenarnya bila bisa memilih dan memiliki waktu yang luang, dia hendak mencari beasiswa untuk kuliah S2 di salah satu universitas Belanda. Walaupun dia adalah seorang guru bahasa Jawa di salah satu SMP Negeri Boyolali, tapi semangatnya untuk terus belajar sangatlah tinggi. Bahkan, walaupun kini dia telah dikaruniai dua orang anak.

Lebih lanjut kemudian saya bertanya kepadanya, “Mau ambil mata kuliah apa Bu, di sana?”

“Ya bahasa dan sastra Jawa, mas. Sesuai dengan ilmu yang kini saya kuasai dan ajarkan,” jawabnya. “Tapi mau bagaimana lagi, saya terhalang banyak kendala. Di samping saya sebagai seorang istri, saya juga seorang ibu dari dua anak. Belum lagi apabila benar saya kuliah di sana, saya harus mengurus perizinan di instansi tempat saya bekerja sekarang.”

“Dan akhirnya Ibu pun terpaksa menurunkan standar nilai sehingga jadilah seperti ini. Ibu terpaksa menjadi rekan kuliah saya,” seloroh saya.

***

Bagi kebanyakan orang bisa jadi tercengang bila mendengar jawaban rekan kuliah saya. Kenapa harus sampai ke negeri Belanda jika hanya untuk mempelajari bahasa dan sastra Jawa? Bukankah di Indonesia, terkhusus di Jawa ada banyak universitas yang mengajarkan materi tersebut dalam kurikulumnya?

Berbagai pertanyaan tersebut memang tidak salah. Namun, perkataan rekan saya pun tak bisa disalahkan pula. Sebab, terbukti bahwa Belanda sangat mengapresiasi bahasa Jawa. Bahkan, bisa dibilang Negeri Kincir Angin ini memiliki andil yang cukup besar terhadap kelestarian bahasa dan khazanah sastra Jawa.

Sebagai buktinya adalah di Universiteit Leiden tersimpan manuskrip-manuskrip Jawa kuno yang masih terawat rapi. Di samping itu, berbagai naskah sastra Jawa kontemporer pun dapat ditemukan di sana. Tentunya tak sekadar disimpan, tapi berbagai naskah itu juga dipelajari, didiskusikan, dan diapresiasi oleh para mahasiswanya yang jumlahnya mencapai ribuan.

Dr. Theo Pigeaud

Di universitas itu juga kemudian muncul para munsyi pada bidang bahasa dan sastra Jawa yang kepiawaiannya telah diakui, bahkan oleh Indonesia sendiri. Sebagai contoh adalah Dr. Theodoor Gautier Thomas Pigeaud. Tak banyak orang yang mengenalnya. Dia adalah seorang ahli sastra Jawa dari Belanda. Melalui jerih payahnya, kemudian lahirlah Kamus Bahasa Jawa-Belanda yang dijadikan dasar oleh W.J.S. Poerwadarminta sebagai Baoesastra Djawa. Lelaki keturunan Perancis itu juga pernah melakukan studi mengenai kitab Nagarakretagama. Beliau meninggal dunia pada tahun 1988.

Contoh lainnya adalah Prof. Dr. Petrus Josephus Zoetmulder. Lelaki kelahiran Utrecht, Belanda ini tampaknya lebih dikenal masyarakat, khususnya masyarakat Yogyakarta. Dia adalah seorang pakar sastra Jawa dan budayawan Indonesia. Kecintaannya terhadap khazanah sastra Jawa kemudian membuat dirinya dengan suka rela menanggalkan status kewarganegaraan Belanda dan berpindah menjadi warga negara Indonesia. Sejak saat itu, dia kemudian dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Sastra UGM.

Prof. Zoetmulder

Peran Prof. Zoetmulder sangat besar. Berbagai karya tulisnya yang membahas bahasa dan sastra Jawa sangat banyak. Adapun karyanya yang paling terkenal adalah telaah sastra Jawa Kuna Kalangwan dan kamus Jawa Kuna-nya yang terbit dalam edisi bahasa Inggris dan bahasa Indonesia. Prof. Zoetmulder meninggal dunia pada tanggal 8 Juli 1995 di pastoran Kemetiran, Yogyakarta.

Bahkan sepeninggal beliau, didirikanlah Perpustakaan Zoetmulder yang berisi berbagai naskah Jawa kuno maupun kontemporer. Perpustakaan tersebut tepatnya berada di dalam Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, dan saya sudah pernah masuk di dalamnya dalam rangka studi lapangan salah satu mata kuliah yang pernah saya ambil ketika kuliah S1 dahulu.
Itulah dua munsyi lulusan Universiteit Leiden Belanda. Tentunya, selain mereka berdua masih ada lagi ahli-ahli lainnya. Sampai saat ini, para ahli tersebut selalu mempelajari dan mendalami perkembangan bahasa dan sastra Jawa. Hal ini tak lain bertujuan untuk melestarikan salah satu bahasa daerah yang notabene mulai dipandang sebelah mata oleh para pemakai aslinya.

Nah, apakah sekarang Anda tertarik untuk mendalami bahasa daerah Anda, khususnya bahasa Jawa di Belanda? 😉

Sumber Gambar:

Referensi:

http://www.leiden.edu/

http://id.wikipedia.org/wiki/Theodoor_Gautier_Thomas_Pigeaud

http://id.wikipedia.org/wiki/Petrus_Josephus_Zoetmulder

Comments
40 Responses to “Peran Belanda dalam Melestarikan Bahasa dan Sastra Jawa”
  1. dildaar80 berkata:

    luar biasa…

    ________
    tanggapan masdeewee:
    terima kasih

  2. gadisjeruk berkata:

    wahhh.. jadi malu sendiri,
    nyatanya belanda g cuma bahasa jawa,
    tapi sunda juga lhoo..

    ________
    tanggapan masdeewee:
    betul mbak, bahkan sebenarnya tak hanya bahasa daerah di Indonesia saja. bahkan bahasa asing negara lain yg berada di Asia Tenggara pun dipelajari.

    • WAHYU HERMAN HIDAYAT berkata:

      orang lain menggali akar sejarah kita bahkan melestarikannya, kok kita sendiri malah menelantarkannya. sepertinya bangsa kita ini telah kehilangan jatidirinya karena menganggap bahasa kita itu dianggap kuno, saya salut sama orang-orang yang melestarikan bahasa daerah di negeri ini, semoga tidak patah semangat. ketika saya berkunjung ke universitas-universitas disana (belanda) saya merasa miris terdapa bangsa kita sendiri disana ada mata kuliah bahasa jawa bahasa sunda serta tetata apik berbagai macam alat musik tradisional indonesia. dan lebih terharu dan salut lagi ketika saya perkenalan berbicara menggunakan bahasa inggris dengan seorang propesor/guru besar disana dia menanyakan perkembangan bahasa sunda dan jawa dia malah berbicara bahasa sunda dengan baiknya, akhirnya saya dan beliau berbicara dengan bahasa sunda yang tadinya merasa asing dinegeri orang jadinya terasa di keluarga sendiri.

  3. zipoer7 berkata:

    Salam Takzim
    Ternyata selain menjajah, ada hikmah besar terkandung didalamnya ya, kita sendiri mungkin lebih sedikit upayanya untuk melestarikan sastra jawa ya mas
    Salam Takzim Batavusqu

    __________
    tanggapan masdeewee:
    di satu sisi, Belanda memang pernah menjajah, tapi di sisi lain, Belanda juga cukup berjasa terhadap Indonesia. salah satunya dalam bidang pelstarian bahasa daerah.
    terima kasih atas kunjungannya dan salam kenal.

  4. nakjaDimande berkata:

    Makasi banget mas Andi menambah lagi pengetahuanku tentang peran orang-orang luar biasa yang ikut melestarikan sastra dan budaya kita.

    salut dengan mereka.

    _________
    tanggapan masdeewee:
    terima kasih.

  5. nurrahman berkata:

    mungkin hikmah yg paling mendasar adalah kecintaan terhadap ilmu, org2 belanda yg giat dan begitu cintanya, bahkan cinta dgn ilmu dr jawa..:D

    __________
    tanggapan masdeewee:
    betul mas, bagaimanapun juga, bahasa jawa adalah warisan budaya leluhur yg harus dijaga kelestariannya. dan Belanda tahu benar itu.

  6. bintangtimur berkata:

    Iya…saya juga sering mendengar orang meneruskan kuliah bahasa daerah (biasanya bahasa Jawa…) di luar negeri. Sama juga dengan orang indonesia yang belajar gamelan di Australia…aneh ya, mereka justru lebih peduli dengan kebudayaan asli yang kita miliki!
    Belanda ternyata ‘konsisten’ untuk peduli dengan bahasa Jawa, bagaimana dengan kita selaku ‘pemilik’ bahasa tersebut?
    Hehe, kalau sedang ketemu dengan teman-teman lama, saya juga selalu pakai bahasa Jawa kok, bukan kromo inggil sih, ngoko aja… 🙂

    _________
    tanggapan masdeewee:
    itulah kelebihan mereka. mereka sangat menghargai dan mengapresiasi warisan leluhur tersebut. maka tidak heran kalau ada banyak orang Indonesia justru tertarik belajar bahasa daerahnya (salah satunya bahasa Jawa) di luar negeri, salah satunya di Belanda. apalagi di sana tersimpan manuskrip-manuskrip Jawa Kuno yang justru sangat sulit ditemukan di Jawa.

  7. asepsaiba berkata:

    Negeri ini sangat kaya.. Termasuk khasanah budayanya.. Sampai2, bahasa pun menjadi incaran orang asing.. Hati-hati, bisa2 orang Belanda lebih faham bahasa Jawa dari kita.. 🙂

    ___________
    tanggapan masdeewee:
    saya rasa permasalahannya justru pada kesadaran kita sebagai masyarakat Indonesia. kita terlalu ke-bule-bule-an sehingga melupakan bahasa ibu kita.
    padahal masyarakat internasional tidak demikian. justru di mata mereka bahasa daerah (khususnya Jawa) merupakan hasil budaya yang harus dilestarikan.
    jadi, apabila ada orang asing lebih memahami bahasa daerah kita (dan kenyataannya memang ada), seharusnya kita malu dengan ini.

  8. chemistrol berkata:

    Hey, Indonesia is also a lot of bright young generation! Check this out :
    http://chemistrol.com/indonesiaku/oki-novendra-michael-jacksons-mystery-deaths-in-a-mathematical-formulas/

    __________
    tanggapan masdeewee:
    terima kasih atas kunjungannya. thx for coming.

  9. Mamah Aline berkata:

    Saya baru tahu kalo di Belanda manuskrip Jawa Kuno malah lebih lengkap dan tersimpan rapi, bisa-bisa acuan sastra Jawa malah berkiblat ke Belanda

    ___________
    tanggapan masdeewee:
    hehehe… kalau sampai berpindah kiblat tampaknya sangat sulit, karena kita (masyarakat Indonesia) bagaimanapun juga adalah pemakai bahasa tersebut (baca: penutur asli). sedangkan mereka (secara umum) sebatas pengamat atau peneliti saja.

  10. aldy berkata:

    Mas Andi.
    Belanda selain sebagai penjajah juga “pencuri” manuskrip-manuskrip kuno. Dari satu sisi saya mengutuk perbuatan orang-orang belanda tersebut tapi pada sisi lain mau tidak mau saya juga berterima kasih.
    Bayangkan saja manuskrip tersebut ada di tangan orang-orang kita, mungkin sudah ketahuan lagi juntrungnya. 😉

    ________
    tanggapan masdeewee:
    pencuri dalam tanda kutip 😉
    apakah menandakan bahwa ini berkonotasi pada makna yang positif atau negatif? 🙂

  11. Si Dimas berkata:

    turut salut dengan temannya. kalo bukan beliau siapa lagi, orang layaknya teman panjenengan tersebut patut untuk di dukung. Supaya nantinya bisa menginspirasi khalayak luas untuk berbangga menyandang identitas dan budaya sendiri. mungkin mas deewee mau nyusul, saya dukung lewat doa dulu. biar nantinya pengkaji ahli bukan bersemayam di barat, tapi cukup dekat-dekat saja di bumi indonesia. mungkin sudah saatnya Men-timur-kan Indonesia yang keblinger arah barat. soal posisi belanda sebagai “pencuri” ditanggapi positif saja, belum tentu kita bisa merawatnya dan mepergunakannya dengan bijak. selama itu dalam kriteria baik, benar, betul – tak ada salahnya melepaskan ke tangan yang lebih berpengalaman.

    _________
    tanggapan masdeewee:
    terima kasih mas Dimas… 😉

  12. gerhanacoklat berkata:

    aku belum menguasai satu bahasa daerah pun mas
    pengen rasanyaaa

    _________
    tanggapan masdeewee:
    setidaknya sudah ada keinginan, tinggal ditindaklanjuti saja. mbak julie tertarik kuliah di Belanda?

  13. sunarnosahlan berkata:

    pernah saya dengar katanya manuskrip-manuskrip berbahasa jauh lebih banyak yang tersimpan di Belanda daripada di negeri kita sendiri

    ____________
    tanggapan masdeewee:
    untuk kepastiannya saya kurang mengetahui, karena saya sendiri juga belum pernah melihat secara langsung. tapi, berdasarkan banyak informasi yang saya dapatkan mengatakan bahwa memang begitu adanya.

  14. guskar berkata:

    seperti serat centhini itu, yg menggunakan jawa kuno diterjemahkan ke dalam bahasa perancis, baru diterjemahkan ke dalam bahasa indonesia. bukan oleh orang indonesia, tetapi oleh org perancis 😦

    ___________
    tanggapan masdeewee:
    ironis, tapi itulah kenyataannya…

  15. hahn berkata:

    bahasa sunda pun banyak yang mempelajarinya di sana, salah satunya moriyama 😀

    btw salam kenal..

    __________
    tanggapan masdeewee:
    salam kenal juga dan terima kasih atas kunjungannya.

  16. Mas Ben berkata:

    Lha wong memang kenyataannya, orang mancanegara lebih menunjukkan rasa minat dan keingintahuan belajar budaya kita. Beberapa waktu lalu di Kick Andy ditampilkan betapa semangatnya mahasiswa dan pelajar Australia belajar menari dan gending jawa.

    Orang Indonesia tidak tahu budayanya ? Apa kata dunia ? hehhehe

    Salam bentoelisan
    Mas Ben

    http://bentoelisan.wordpress.com [bila http://bentoelisan.blog.com sulit diakses]

    ___________
    tanggapan masdeewee:
    kita layak untuk salut kepada mereka, karena itu adalah wujud apresiasi mereka terhadap budaya Jawa.

  17. nh18 berkata:

    Mas Andi …
    Maaf agak OOT …

    Yang jelas …
    Guru bahasa Indonesia saya waktu SMA … logatnya ke Belanda-belandaan lho …
    contohnya ya kata … “Eiylekhan” itu …
    (saya khusus belajar cara melafalkan kata itu dari dia ….)
    heheh

    Salam saya

    ____________
    tanggapan masdeewee:
    ooo jadi gitu ya sejarah dari munculnya istilah eiylekhan… 😀

  18. diahqk berkata:

    belanda pernah menduduki tanah air kita ini sekian lama, jadi tidak mengherankan kalau Indonesia juga menjadi bagian dari sejarah bangsa Belanda. oleh karena itu rasa keingintahuan dan kepedulian terhadap budaya kita terutama jawa masih ada, bahkan mereka menyimpan banyak dokumen bersejarah terkait budaya bangsa kita karena sejak dulu mereka sudah pelajari. di Indonesia pelajaran tentang bahasa daerah barangkali porsinya sangat sedikit, itu juga membuat minat masyarakat untuk mempelajari bahasa jawa/daerah menjadi kurang. apalagi dengan makin membaurnya berbagai suku bgs sehingga bahasa indonesia lah yang lebih banyak digunakan.

    _________
    tanggapan masdeewee:
    selain disebabkan kurangnya porsi pengajarannya juga kurangnya motivasi dari tiap individu.

  19. tary Sonora berkata:

    bahasa jawa, sangat ingin saya mempelajarinya, tapi lebih sulit dari bahasa inggris sepertinya.

    _________
    tanggapan masdeewee:
    setidaknya kalau kita orang Jawa dan hidup di Jawa kan bisa lebih mudah mempelajarinya karena faktor lingkungan yang mendukung. 😉

  20. Mas Joe berkata:

    Sukses selalu dan salam kenal mas atau mbak ya

    _________
    tanggapan masdeewee:
    terima kasih dan salam kenal. saya mas, mas… 😉

  21. skydrugz berkata:

    Bangsa Belanda yang ngambil skrip jawa kuno hebat juga ya…

    setidaknya mereka bisa merawat semua skrip itu…

    entahlah kalau itu ada di bangsa sendiri…apa mungkin bisa dirawat seperti di sana?
    Hanya Tuhan yang Tahu

    Salam kenal

    __________
    tanggapan masdeewee:
    itulah kelebihan bangsa Belanda. namun demikian, bukan berarti bahwa Indonesia tak bisa seperti itu (baca: menjaga dan merawat naskah kuno). justru saya sangat yakin bahwa Indonesia sebenarnya pun bisa, karena adanya rasa memiliki dan merasa bahwa itu adalah warisan leluhur.

    yang dibutuhkan kini adalah semangat untuk melakukan perubahan menuju yang lebih baik dan melakukan studi banding ke negara yang bersangkutan (salah satunya Belanda). 😉

  22. wendyachmmad berkata:

    Wah…. majukan dah Indonesia melalui sastra Jawa, jadi sebaiknya jangan rendah diri bila kita belajar bahasa Jawa… toh nanti bisa ke Netherland kan bisa buat pengalaman…

    _________
    tanggapan masdeewee:
    😉

  23. wibisono berkata:

    wah, jadi pengen pergi ke Belanda.. Aku ingin belajar budaya Indonesia.. Loh!!

    _________
    tanggapan masdeewee:
    hehehe… sebenarnya ironis, tapi kan sah-sah saja mas… 😉

  24. sebagai orang jawa, saya terus terang malu karena harus belajar bahasa jawa ama orang Belanda, hehehe

    jangan lupa mampir ke blogku ya…

    _________
    tanggapan masdeewee:
    selama untuk kebaikan kenapa harus malu… 😉

  25. octaphiana berkata:

    semakin membulatkan tekad saya untuk study hingga setinggi tinggi nya di bidang bahasa jawa. agar kita sendiri tidak asing dengan bahasa sendiri….

  26. indah berkata:

    bagaimana cara mendapatkan beasiswa ke unuv. laiden?

  27. abie aboodi berkata:

    mari kita lestarikan budaya kita…. jangan sampai orang dari bangsa lain malah lebih menguasai dan lebih ahli…………………………….. where’s our face?

  28. kolil ahmad berkata:

    mas ada brapa to universitas d indonesi yg da mata kuliah B.jawa aq sngat berminat

  29. kolil ahmad berkata:

    mas d indo da brpa fakultas yg da mata kuliah B.jawa aq berminat

  30. Arifah berkata:

    mas aq minta alamat web untk info beasiswa k belanda donk…aq pngn nglanjutin S2 sastra jawa d sana?
    mksh y mas :)..

  31. diehendrick berkata:

    wah.. baru ngeh saya . mau s2 sastra jawa ada di belanda… ya.. kalau gak salah katanya sastra sunda juga ada di belanda apa benar .. ?

  32. KURNIAWAN berkata:

    JAVA IS THE BEST

  33. ryadhi van doblang berkata:

    kan selalu ada hikmah di balik peristwa,,

  34. Ratna Utami berkata:

    apakah itu ibu sugiyarti dari boyolali?

  35. Bunga berkata:

    ngomong-ngomong tau gga cara dapet beasiswa S2 bahasa Jawa di Belanda? kepengen bangettt..

  36. Fic Rifky berkata:

    Bukan hanya melestarikan mereka juga membungkam sejarah kita.#antipenjajah

  37. ojan berkata:

    Si mas kuliah di jurusan sastra jawa ya ?
    saya baru aja mau kuliah jurusan sastra jawa UI mas.
    kira2 apa yangakan dipelajari ya ?
    dan prospeknya bagaimana mas ?

  38. farid berkata:

    saya juga di terima di ui jurusan sastra jawa .. tapi koq kayak nya neh di anggep rendah yaa ????

Trackbacks
Check out what others are saying...
  1. […] Laku Peran Belanda dalam Melestarikan Bahasa dan Sastra JawaGoenawan Mohamad dan Asmaradana (Sebuah Renungan Kehidupan)Rendra dan Balada TerbaiknyaSiswa SMP […]



Tinggalkan Balasan ke wendyachmmad Batalkan balasan